Senin, 25 Juli 2016

Menganalisis laporan kelas 8 semester 1

>RPP Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor 1.a Identitas: Sekolah : SMP Negeri 1 Batangan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami wacana lisan berbentuk laporan Kopetensi Dasar : 1.1 Meng¬¬¬ana¬lisis laporan Indikator : 1. 2. 3. 4. Dapat mementukan tema laporan dengan diskusi Dapat menuliskan pokok-pokok laporan yang diperdengarkan dengan kalimat singkat Dapat menganalisis pola urutan waktu atau ruang dalam laporan yang diperdengarkan Dapat menunjukkan kelebihan dan kekurangan laporan dengan jujur. Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (1 x pertemuan) (Pertemuan ke-1 dari 2 pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan mendengarkan laporan yang dibacakan, siswa dapat mementukan tema laporan dengan benar dengan berdiskusi. 2. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat menuliskan pokok-pokok laporan yang diperdengarkan dengan kalimat singkat. 3. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat menganalisis pola urutan waktu atau ruang dalam laporan yang diperdengarkan dengan benar. B. Materi Pembelajaran Batasan Laporan Laporan merupakan suatu keterangan mengenai suatu peristiwa atau perihal yang ditulis berdasarkan berbagai data, fakta, dan keterangan yang melingkupi peristiwa atau perihal tersebut. Laporan mengenai peristiwa atau perihal yang bersifat penting atau resmi biasanya disampaikan dalam bentuk tulisan. Analisis laporan Menganalisis laporan berarti melakukan suatu kajian atau penelitian terhadap suatu laporan. Hal yang dianalisis dalam laporan dapat meliputi isi peristiwa, kronologi waktu, kelengkapan data, kebahasaan, dan bentuk laporan. Cara Mengalisis Laporan 1. Menyimak laporan dengan saksama, sehingga dapat menangkap informasi yang disampaikan secara utuh dan lengkap serta terperinci. 2. Melakukan pengecekan terhadap setiap hal yang dilaporkan secara detail dan cermat. 3. Tidak mencampuradukkan antara fakta (yang bersifat objektif) dan opini atau pendapat (yang cenderung bersifat subjektif). 4. Melakukan kajian terhadap kebenaran atau ketepatan hasil laporan tersebut. C. Pendekatan dan Metode 1. Pendekatan: Komunikatif 2. Metode: a. Ceramah b. Tanya Jawab c. Penugasan d. Diskusi D. Skenario Pembelajaran Pertemuan pertama Prapembelajaran Guru menyiapkan alat peraga berupa naskah laporan yang dibacakan. Kegiatan Awal 1. Guru datang tepat waktu (nilai yang ditanamkan: disiplin) 2. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas (nilai yang ditanamkan: santun, peduli) 3. Pada jam pertama berdoa sebelum membuka pelajaran (nilai yang ditanamkan: religius) 4. Mengecek kehadiran siswa (nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin) 5. Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya (nilai yang ditanamkan: religius, peduli) 6. Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu (nilai yang ditanamkan: disiplin) 7. Menegur siswa yang terlambat dengan sopan (nilai yang ditanamkan: disiplin, santun, peduli) 8. Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar, menyampaikan butir karakter yang hendak dikembangkan selain yang terkait dengan SK/KD Kegiatan Inti Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Siswa mendengarkan sebuah laporan yang dibacakan siswa lain (nilai yang ditanamkan:cinta ilmu, kreatif ). 2. Siswa menuliskan pokok-pokok laporan yang diperdengarkan dengan kalimat singkat secara berkelompok (nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis). Elaborasi 3. Siswa bertanya jawab tentang laporan yang diperdengarkan (nilai yang ditanamkan:menhgargai pendapat orang lain, logis). 4. Secara berkelompok, siswa menganalisis laporan berdasarkan urutan waktu atau ruang dalam laporan yang diperdengarkan Kegiatan Akhir 1. Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran (nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kritis, logis). 2. Guru melakukan penilaian refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan (nilai yang ditanamkan: jujur, mengetahui kelebihan dan kekurangan). 3. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis). 10 E. Media dan Sumber Pembelajaran 1. Media : Teks Laporan 2. Sumber Belajar a. Wirajaya, Asep Yudha dan Sudarmawati. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP/MTs. Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hlm. b. Kisyani Laksono, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Bahasa Indonesia: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hlm. c. Maryati dan Sutopo. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 2: untuk SMP/MTs kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hlm. F. Penilaian a. Teknik : Tes Tertulis b. Bentuk instrumen : Tes uraian c. Soal/Instrumen : Terlampir Batangan, 12 Juli 2010 Guru Mata Melajaran, Bambang Sukamto, S. Pd., M. Pd. NIP 19600522 198403 1 004 Lampiran RPP Nomor 1.a Soal-Soal Pretes 1. Apakah laporan itu? 2. Apa yang dimaksudkan dengan analisis laporan? Kunci Jawaban 1. Laporan merupakan suatu keterangan mengenai suatu peristiwa atau perihal yang ditulis berdasarkan berbagai data, fakta, dan keterangan yang melingkupi peristiwa atau perihal tersebut. 2. Menganalisis laporan berarti melakukan suatu kajian atau penelitian terhadap suatu laporan Soal-Soal Tes Akhir Dengarlah dengan saksama laporan yang dibacakan berikut ini! Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Mulai Berbenah Oleh: Susana Rita Kumalasanti Selasa siang, 27 November 2007. Belasan wartawan dan korban lumpur Lapindo berkumpul di salah satu ruang sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Hari itu, hakim membacakan putusan gugatan korban lumpur kepada pemerintah dan PT Lapindo Brantas. Sidang tidak menempati ruang sidang utama yang berukuran besar, tetapi berukuran relatif kecil. Sebagai ilustrasi, jarak antara hakim dan kursi terdakwa sekitar dua meter. Jarak antara hakim dan pengunjung sidang yang duduk di kursi terdepan lebih kurang empat meter. Meski ruangannya kecil, suara hakim yang membacakan putusan hanya terdengar sayup-sayup. Pengunjung sidang akhirnya berlomba-lomba maju ke barisan terdepan, meskipun harus berdiri. Saat itu, Kompas berhasil berada di barisan terdepan. Namun, tetap saja pendengaran harus dipertajam semaksimal mungkin untuk dapat menangkap seluruh kata-kata yang diucapkan hakim. Tidak sekali itu saja pengunjung sidang kesulitan mendengarkan suara hakim. Hal yang sama terjadi ketika hakim membacakan putusan gugatan perdata pengelolaan Blok Cepu pada 15 Januari lalu. Meskipun lebih baik dibandingkan dengan situasi saat hakim membacakan putusan Lapindo, usaha ekstra perlu dilakukan untuk dapat mengikutinya. Ini jelas dapat fatal bagi pemburu berita. Pasalnya, hal itu dapat mengakibatkan salah tulis atau salah menangkap maksud hakim. Mau tidak mau mereka harus mengonfirmasi isi putusan kepada pengacara yang kebetulan duduk satu meter di depan hakim. Namun, hal itu diharapkan akan berubah. Tahun ini Pengadilan Negeri Jakarta Pusat bekerja sama dengan United States Agency for International Development (USAID), lembaga donor dari Amerika Serikat, untuk meningkatkan sarana dan prasarana pengadilan dan pengembangan teknologi informasi (TI) di pengadilan. Sound system (sistem tata suara) ruang sidang akan diperbarui. Rencananya, semua ruang sidang akan didukung satu unit komputer untuk membantu kelancaran tugas panitera pengadilan. Perubahan itu mulai tampak di ruang sidang utama. Satu unit komputer, jam penunjuk waktu, dan sound system baru terpasang di ruangan itu. Sound system baru ini agak membantu pengunjung sidang, terutama yang duduk di bagian belakang. Sebelumnya, sound system di belakang tempat wartawan, acap kali mati karena masalah kabel yang terkelupas. Padahal, di situlah satu-satunya tempat yang mudah bagi wartawan menaruh alat perekam (tape recorder). Apabila sidang kasus menarik perhatian, belasan tape recorder bergeletakan di dekat speaker. Humas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Heru Pramono, mengatakan bahwa perbaikan sarana dan prasarana itu memang salah satu program dalam rangka menuju pengadilan modern. Tidak hanya secara teknologi, nantinya pelayanan pun akan diupayakan lebih modern. Misalnya, sistem informasi perkara dapat diakses setiap pengunjung, sistem pembayaran uang perkara yang akan diupayakan melalui bank, dan lainnya. Nantinya, pengunjung sidang dapat mencari perkara apa pun melalui komputer yang akan diletakkan di depan ruang sidang. “Ke depan, jadwal sidang dan agendanya akan dicantumkan. Jadi, pengunjung tidak perlu mencari-cari seperti sekarang ini. Demikian juga dengan keadaan perkara dan putusan,” ujarnya. Ia menambahkan, sistem pendukung untuk layanan itu sedang disiapkan. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, kata Heru, diharapkan menjadi percontohan bagi semua pengadilan di Indonesia. Selain di ruang sidang, komputer atau laptop juga diberikan kepada hakim. Ini untuk mempermudah pembuatan pertimbangan hukum dalam putusan. “Para hakim dan panitera sekarang ini sedang mengikuti pelatihan komputer. Memang ada beberapa hakim yang memerlukan pelatihan, setidaknya dapat mengetik, menyimpan data, dan mencetak. Itu minimal,” ujarnya. Namun, ujar Heru, hanya sebagian kecil hakim yang belum terbiasa dengan teknologi tersebut. Mayoritas hakim sudah menggunakan komputer. Komputer tersebut digunakan untuk mengerjakan putusan maupun untuk mencari data di internet mengenai perkembangan hukum terbaru. Praktisi hukum Taufik Basari mengapresiasi perubahan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat itu secara positif. Menurut dia, bagaimanapun perubahan memang harus dimulai. Sebab, dibandingkan dengan institusi lain, institusi pengadilan relatif lambat membuka diri, menggunakan teknologi, membenahi sistem, dan memperbaiki pelayanan publik. la berharap keberadaan komputer itu nantinya tidak saja digunakan untuk kepentingan yang bersifat administratif. Ia berharap ke depan, komputer itu juga digunakan untuk kegiatan riset.la juga berharap agar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berhenti mencari perbandingan dengan pengadilan yang lain. Setidaknya, mereka juga harus melihat sistem yang berjalan di Mahkamah Konstitusi (MK). “Artinya, untuk membantu sistem yang transparan, bersih, efisien, dan tanggap teknologi, mereka tidak perlu jauh mengawang-awang. Mereka dapat membandingkan dengan MK. Mereka juga harus berpikir, jika MK dapat seperti itu, mengapa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak,” ujarnya. Dengan demikian, harapan menjadi pengadilan percontohan nantinya benar-benar terealisasi. (Sumber: Kompas, 31 Januari 2008, dengan pengubahan seperlunya) Kerjakanlah perintah soal berikut dengan saksama di buku tugasmu! 1. Apakah tema pokok yang disampaikan dalam laporan di atas? 2. Tuliskanlah pokok-pokok penting dalam laporan di atas! 3. Bagaimanakah kelengkapan isi laporan tersebut? 4. Tunjukkan kelebihan dan kekurangan isi laporan di atas dengan menyertakan data! Kunci Jawaban. 1. Pembenahan sarana prasarana di pengadilan negeri Jakarta 2. Selasa 27 November 2007, ketua sidang membacakan putusan tetapi suara terlalu pelan. Tidak sekali itu saja pengunjung sidang kesulitan mendengarkan suara hakim. Pengadilan meningkatkan sarana dan prasarana pengadilan dan pengembangan teknologi informasi (TI). Jadwal sidang dan agendanya akan dicantumkan. Sistem pendukung untuk layanan itu sedang disiapkan Sarana prasarana membantu sistem yang transparan, bersih, efisien, dan tanggap teknologi 3. Laporan tersebut termasuk lengkap karena disediakan data pendukung. 4. Kelebihan: data pendukung disediakan. Kekurangan: Detail waktu penyediaan sarana prasarana tidak disebutkan. Mengenai saya Bayu Aji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar